Dibagikan Gratis, Warga Kauman Bikin Masker Sendiri

Dibagikan Gratis, Warga Kauman Bikin Masker Sendiri

Masker menjadi barang paling diburu sejak kasus Covid-19 mulai masuk ke Yogyakarta beberapa waktu terakhir. Susah didapat, warga pun tidak kehilangan cara untuk mendapatkan masker dengan membuat sendiri.

Hal itu yang dilakukan Siyamtini, Warga Kampung Kauman Pakualaman ini mengaku susah mendapatkan masker sejak ada kasus Covid-19 di Yogyakarta.

Ide kreatif itu diakuainya bermula dari keterampilannya menjahit, meski dengan bahan seadanya Ibu rumah tangga ini optimis masker hasil tangannya bisa membantu melindungi diri. 

“Produksi masker ini hanya diperuntukkan bagi warga RW 09 saja, sekitar 500 warga akan mendapatkan satu masker, " paparnya.

Dalam seminggu Siyamtini bisa menghasilkan sekitar 300 masker, rencananya akan membuat sebanyak 600 untuk memenuhi kebutuhan warga RW 09 Kauman.

"Tidak banyak juga, yang penting bisa memenuhi kebutuhan warga sekitar sini," urainya.

Masker berbahan kain tersebut nantinya akan dibagikan secara gratis kepada seluruh warga RW 09 sebagai upaya untuk membantu Pemerintah Daerah dalam menekan penyebaran Covid-19.

"Untuk kebutuhan kain tidak susah, sebenarnya lain bekas pun bisa dijadikan masker namun kami memilih kain utuh agar bisa lebih cepat," kata Siyamtini.

Siyamtini melanjutkan, cara membuatnya diawali dengan membuat template serupa dengan masker, kemudian potong template berukuran 17,5 cm x 17 cm, kemudian buat lipatan kecil berukuran 1 cm dibagian tengah dengan jeda jarak 2 cm. 

Setelahnya, siapkan tali elastis kemudian letakkan di ujung kiri dan kanan masker. Lipat ujung masker dan jahit bersamaan dengan tali. Masker siap dipakai. 

Sebelumnya RW 09 Kampung Kauman, Pakualaman, Kota Yogyakarta mendeklarasikan sebagai RW tanggap bencana penyebaran Covid 19. Salah satu programnya adalah pembuatan masker secara mandiri. 

"Jadi masker ini memang kita buat untuk mengatasi kelangkaan, nanti setiap warga kami berikan satu secara gratis," Kata Ketua Ketua RW 09, Tri Kusuma Bawono. 

Tri mengaku dana yang digunakan untuk membuat masker bersumber dari kas RW dan bantuan dari sejumlah donatur yang berada di wilayahnya. 

" Semua bersatu, memaksimalkan kemampuan dan keterampilan masing-masing, yang bisa menjahit ya membuat masker," imbuhnya. (Tam)