Warga Karangwaru Bentuk Gerakan Gelar Gulung Hadapi Dampak Covid-19

Warga Karangwaru Bentuk Gerakan Gelar Gulung Hadapi Dampak Covid-19

Warga RT 55 Karangwaru meluncurkan inovasi dalam bentuk gerakan sosial bernama Gelar Gulung sebagai penyangga ketahanan pangan dan ekonomi dalam menghadapi dampak Covid-19.

Sekretaris Gelar Gulung RT 55 Gatot Supriyadi menjelaskan, gerakan sosial tersebut sebagai bentuk respon warga terhadap dampak Covid-19 yang sudah mengakibatkan perekonomian warga tergganggu.

“Setidaknya kondisi ini masih akan berlangsung selama tiga bulan ke depan, krisis di semua lapisan ini membawa dampak yang tidak ringan, terutama pada aspek ekonomi,” ucapnya, Jum’at (8/5/2020).

Di Karangwaru, sambungnya, dampak tersebut sudah dirasakan warga mulai dari  kehilangan pekerjaan sampai dengan kesulitan memenuhi kebutuhan pokok hidup sehari-hari.

“Selain membangun ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi warga, gerakan sosial ini tentu bertujuan memberikan bantuan dan solusi bagi warga RT 55 Karangwaru yang terdampak langsung,” jelasnya.

Melalui krisis center ini, setidaknya sudah ada 21 warga di RT 55 Karangwaru yang dinyatakan terkena dampak Covid-19 secara langsung dan membutuhkan bantuan ekonomi selama masa pandemi ini.

Warga yang sudah dinyatakan terdampak itu akan diberikan bantuan salah satunya yakni donasi sembako melalui paket harian dan mingguan disesuaikan dengan tingkat kebutuhannya.

“Untuk itu dalam Gelar Gulung ini sudah kami siapkan lima program yakni, pembentukan pusat krisis, pemberian paket sembako, membuka minimarket, agromart serta membuka kafetaria,” urainya.

Terkait dengan sumber pendanaan, Ia mengaku dana diperoleh dari donasi para donatur yang berada di RT 55 Karangwaru. Dalam kurun waktu satu minggu, donasi sudah terkumpul sebanyak Rp.85 juta

“Tentu ini menjadi semangat kita, dalam satu RT selama satu minggu saja sudah menghasilkan dana sebesar ini. Dari dana ini kemudian kami kelola melalui koperasi yang sudah kami bentuk,” tambahnya.

Sementara itu untuk memenuhi kebutuhan logistik, dari koperasi tersebut kemudian dibentuk toko atau mini market untuk memenuhi kebutuhan warga.

“Selain harganya lebih murah, barang-barangnya pun sebagian juga diproduksi oleh warga RT 55 Karangwaru dengan begitu roda ekonomi berjalan dan uangnya tidak keluar,” kata Gatot.

Gatot menyebut, untuk membangun Toko tersebut bahkan ada warga yang merelakan bangunan rumahnya. “Memang membutuhkan biaya untuk memperbaiki dan tukangnya pun berasal dari warga sendiri dengan biaya 50 persen, sementara sisanya didonasikan,” lanjutnya.

Gerakan warga RT 55 Karangwaru tersebut langsung mendapat respon positif dari Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi. Menurutnya Gelar Gulung menunjukkan semangat warga dalam bergotong royong menghadapi dampak Covid-19.

“Terobosan seperti inilah yang sebenarnya dibutuhkan dalam kondisi seperti ini, bahkan dibutuhkan gagasan yang tidak normal untuk kemudian menuju kondisi normal, tidak bisa ditangani dengan cara berfikir biasanya,” jelas Heroe.

Pihaknya mendorong agar gerakan sosial tersebut bisa berlanjut sehingga menjadi usaha mandiri warga setempat.

Heroe berharap Gelar Gulung bisa dikembangkan sebagai model yang bagus sehingga bisa diterapkan di wilayah lain sebagai bagian dari gerakan sosial dalam menghadapi dampak Covid-19. (Tam)